Kisah Tiga Emak-Emak Di Tanakita
Ini kisah tiga emak menikmati liburan sekolah di Tanakita. Eits! Yang berlibur sebetulnya anak-anak, tapi tiga emak ini ikut-ikutan aja, hahaha. Tiga emak yang dimaksud adalah Chi, Teh Nchie, dan Mbak Alaika. Kami bertiga kopdar di Tanakita saat liburan sekolah lalu (20-21 Desember 2014).
Chi sekeluarga udah berangkat dari hari Jumat pagi. Rencananya mau main ke situs megalitik Gunung Padang dulu. Setelah perjalanan yang lumayan panjang–gak bisa cepet-cepet karena macet dan Keke kurang enak badan–kami pun sampai di Gunung Padang sore hari. Sekitar 1 jam kami berada di sana, kemudian lanjut ke Tanakita.
Sepanjang perjalanan ke Tanakita, hujan mulai turun. Kak Aie ngajakin ngebaso dulu di kota Sukabumi. Cuma Nai yang gak mau makan bakso. Dia lebih milih makan sop duren. Sampai Tanakita hujan turun semakin deras.
Karena malam itu tidak ada tamu, suasana Tanakita sepi banget. Hujan yang turun sangat deras, gak memungkinkan untuk mendirikan tenda. Kami sekeluarga pun tidur di kamar yang ada di Tanakita yang biasa dipake tidur para crew. Walaupun tidur di dalam bangunan, tapi rasanya dingin banget. Karena gak semua dindingnya tertutup. Ada yang terbuka, sehingga angin bebas masuk. Brrr…
Gak tau deh itu crew Tanakita pada bangun pukul berapa. Pokoknya, pas Chi bangun sudah banyak tenda yang berdiri tegak. Setelah bersantai-santai, kami pun memilih cari sarapan di salah satu warung yang ada di pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebetulnya, salah satu crew nawarin bikinin nasi goreng. Tapi tak apa-apa, lah sesekali cari jajanan di luar.
Chi dan anak-anak pilih mie instant, Kak Aie cuma pilih ngopi. Selesai sarapan, ngobrol-ngobrol sebentar di rumah temen Kak Aie. Setelah itu, balik ke Tanakita. Nungguin 2 emak Bandung yang mau datang. Nungguinnya sambil pakai sepatu boots wanita yang macho, dong! Hehehe, “pamer”. Selain sepatu kets, Chi memang lebih suka pakai boots. Lebih nyaman dan percaya diri ajah.
Setelah Teh Nchie dan Mbak Al datang, hari pertama kami lalui dengan ngobrol terus. Nai sempet beberapa kali nyamperin. Awalnya, Chi pikir dia rewel karena pengen ditemenin. Tapi tambah malam, tambah rewel. Bahkan menangis karena perutnya semakin sakit. Setelah dikasih obat, Nai tidur cepat malam itu. Nai sepertinya masuk angin, karena dari berangkat asupan makannya kurang benar.
Besok paginya, setelah sarapan, kami (Chi, Teh Nchie, Mbak Al, Nai, dan Olive) berencana mau jalan-jalan ke danau. Keke gak ikut. Dia nemenin ayahnya ambil Land Rover buat ajakin kami semua off road. Uhuuy!
Di danau Situ Gunung, kami gak cuma foto-foto tapi juga naik perahu. Untuk pertama kalinya, Chi ngerasain naik perahu di danau situ gunung. Padahal udah berkali-kali ke danau ini. Kalau Keke dan Nai sih, udah pernah beberapa kali naik perahu keliling danau.
Setelah keliling danau, kami langsung ketemu sama Keke, K’Aie, dan Adam (temen Kak Aie). Kami akan diajak jalan-jalan pake Land Rover. Siap-siap menjerit hahaha! Chi udah pernah diajakin jalan-jalan pake Land Rover di Tanakita. Waktu itu cuma sekeluarga dan K’Aie yang nyetir. Kali ini, Adam yang nyetir. Walaupun udah pernah, tetep aja kalau mobilnya nyangkut atau lewatin jalan yang lumayan curam dan hancur bikin jejeritan.
Belum cukup kalau cuma off road. Lanjut lagi nyobain flying fox. Ada yang gemetaran dan lama banget negonya di atas pohon buat meluncur. Tapi setelah nyobain sekali malah ketagihan. Hayo ngaku! Hahaha. Hujan turun deras juga saat kami main flying fox. Gak apa-apa, lah. Kapan lagi emak-emak kayak kita mandi hujan dengan sengaja? Hihihi.
Selesai flying fox, balik ke tenda buat bebersih, makan siang dan packing. Kak Aie dan Keke sempet ngilang. Gak taunya, mereka pergi dulu buat cari duren. Mumpung lagi musim duren. Sayangnya Teh Nchie dan Mbak Al, katanya gak suka duren. Hmm … jadi deh kami makan duren tanpa mereka. Rugi lho kalau gak suka duren.
Biarpun anak-anaknya yang liburan sekolah, sebagai emak kan kita juga berhak ikut menikmati hehehe. Chi seneng banget bisa liburan bareng Teh Nchie dan Mbak Al. Semoga lain waktu bisa liburan bareng lagi, ya.
Jakarta, 2014
Myra Anastasia, blogger
0 Comments